Saturday, February 22, 2014

Virus bernama INFLASI



Emang ada ya virus yang namanya inflasi? Mematikan tidak nih virus? Ada obatnya tidak? Yap, mungkin ini adalah beberapa pertanyaan yang keluar di benak para pembaca, inflasi bukanlah sebuah virus yang mematikan dan melumpuhkan kesehatan jasmani kita kok, jadi tidak perlu ke rumah sakit, tetapi inflasi adalah virus yang akan menggerogoti nilai kekayaan finansial kita di masa yang akan datang dan semua orang menghadapi virus ini, don't worry you are not alone.

Jadi apasih virus yang bernama inflasi itu?  Menurut Nopirin (1987:25) inflasi adalah "Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu" Penulis yakin bahwa pembaca merasakan bahwa setiap tahun selalu terjadi kenaikan harga barang, baik itu makanan, bensin, parkir, tol dan apapun yang dapat kita beli. Pada tahun 1996 satu botol teh botol sosro berharga Rp. 300. pada tahun 2014 satu botol teh botol sosro berharga Rp 2500 - Rp 3000, sehingga kalau kita hitung selama 18 tahun dari 1996 hingga 2014 terjadi kenaikan harga satu botol teh botol sosro pertahun sekitar 12-13% Wow, cukup tinggi untuk kenaikan harga teh botol sosro. Nah apa hubungannya dengan kekayaan kita? bagaimana inflasi dapat menggerogoti nilai kekayaan kita di masa depan. sekarang coba kita lihat, contoh kita punya dana 100jt nih sekarang 2014 kita simpan di safe deposit selama 30 tahun kalau rata- rata kenaikan inflasi di indonesia 6% per tahun, ternyata 30 tahun dari sekarang 100jt kita nih hanya bernilai setara 17jt sekarang, bahkan ada saatnya 100jt kita sudah tidak bernilai lagi (asumsi tidak ada redonominasi), mungkin juga 30 thn dari sekarang dana 100jt tidak cukup untuk membeli 1 buah laptop, nah lo!! karena FAKTANYA nilai kekayaan kita akan terus berkurang seiiring berjalannya waktu oleh INFLASI.


Pernahkah pembaca yang sedang mulai membangun keluarga baru merasa bahwa membeli rumah sekarang susah dan terlalu mahal? padahal jaman dahulu dengan menabung saja orangtua kita sanggup untuk membeli rumah, hal ini dikarenakan keadaan kita sudah berubah, tidak seperti jaman orang tua kita, sehingga kita dituntut untuk melakukan hal yang BERBEDA terhadap keuangan kita dan bagaimana cara kita menabung jika kita ingin meraih apa yang kita inginkan di masa depan 

Masalah atau tidak menurut para pembaca? kalau menurut penulis, ini masalah besar karena yang kita pertaruhkan disini adalah masa depan kita, bukan hanya anda, tetapi juga pasangan dan keluarga anda kelak. "tapi kan gaji atau penghasilan kita tiap tahun naik?", memang benar gaji kita tiap tahun akan naik, tetapi pertanyaannya disini adalah, apakah kenaikan gaji kita tiap tahun LEBIH BESAR dibandingkan dengan tingkat kenaikan inflasi Indonesia tiap tahun? Naaahh, mungkin beberapa pembaca disini merasakan "gaji saya tiap tahun naik tapi kok berasa sama saja ya? gaya hidup masih tetap, barang-barang yang dibeli juga masih sama dan jumlah yang sama" ya benar, itu dikarenakan inflasi. Jika perusahaan pembaca memberikan kenaikan gaji tiap tahun lebih tinggi daripada tingkat kenaikan inflasi, maka pembaca harus lega, tetapi kalau tidak bagaimana? pembaca harusnya merasa bingung kalau dari tahun ketahun, penghasilan yang diterima masih sama. Soo, apa yang harus kita lakukan terhadap dana kita agar dapat mengatasi inflasi yang tinggi?


Saya yakin sebagian besar pembaca berpikiran untuk menabungkan dananya di deposito, masalahnya adalah jarang sekali penulis menemukan tingkat bunga deposito yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi, memang ada beberapa bank yang memberikan bunga yang sangat tinggi, tetapi biasanya harus dengan jumlah nominal yang tinggi pula, >1M. kalau kita tidak punya dana sebesar itu, apa yang harus kita lakukan? adakah jalan lain? jawabannya ADA. Ada baiknya sebagian dana kita kita investasikan di berbagai macam bentuk instrumen investasi, seperti properti, usaha, dan reksadana yang memberikan potensi imbal hasil diatas inflasi. berikut tabel perbandingan kenaikan beberapa instrumen investasi




dan berikut data inflasi indonesia 




Jika dari data statistik diatas dapat kita lihat bahwa inflasi pada tahun 2013 cukup tinggi, dikarenakan kenaikan BBM, beberapa kebutuhan pokok seperti cabe dan bawang serta pelemahan rupiah. Meskipun pada keadaan riil, inflasi sebenarnya lebih tinggi dibandingkan dengan statistik ini


Jadi apakah apa yang kita lakukan terhadap keuangan kita sekarang sudah siap menghadapi inflasi di masa yang akan datang? Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan kita, karena di keadaan kita sekarang, MENABUNG SAJA TIDAK CUKUP, kita harus cerdas mengelola keuangan kita (setiap instrumen investasi akan dibahas di post - post yang lain).


 Lindungi aset kita, kalahkan inflasi dengan investasi, dan capai tujuan financial kita dengan terencana.


Salam sukses, and be a smart investor

Tips memilih reksadana (part 2)

Gampang - gampang susah kan memilih produk reksadana yang sesuai? Pada dasarnya sebagai orang awam, dengan mengikuti tips memilih reksadana part 1 saja sudah dapat menentukan reksadana apa yang sesuai dengan kebutuhan kita, tetapi jika kita ingin memaksimalkan profit yang didapat dari reksadana, post memilih reksadana part 2 ini akan dapat sangat membantu, pasti mau dong kalau profit kita lbh maksimal? yuk kita bahas

1. Cari manajer investasi dengan produk reksadana yang beragam, diutamakan reksadana saham yang fokus pada sektor-sektor tertentu, dan kemudahan switching fund
2. Menentukan timing beli (top up) disaat harga unit sedang terjadi koreksi (penurunan)
3. Selalu update berita ekonomi

Yup, memang kalau kita mau hasil yang lebih optimal kita harus meluangkan ekstra tenaga dan waktu untuk mengikuti perkembangan ekonomi dunia dan dalam negri. Sebagai contoh disaat mata uang negara kita sedang buruk dan lemah terhadap dollar, maka sektor yang diuntungkan adalah sektor usaha yang mendapatkan income dari dollar, seperti sektor perkebunan dan tambang, karna sektor perkebunan mengekspor produknya dan dibayar dengan dollar. Nah kalau dollar tinggi sektor apa yang dirugikan, otomatis yang melakukan impor dan membayar dengan dollar, seperti konstruksi.

Dengan kita mengetahui kapan kita harus membeli dan apa yang akan kita beli akan menghasilkan hasil yang optimal, setelah untung di sektor tersebut, kita switch ke sektor yang sedang mengalami penurunan, dan begitu seterusnya.

Menurut beberapa artikel analis yang saya baca, awal pemulihan kondisi ekonomi suatu negara setelah terjadi krisis biasanya ditunjukan dari sektor konstruksi, properti dan perbankan yang mulai mengalami kenaikan yang signifikan, dan sebaliknya, tanda-tanda akan terjadi krisis biasanya dilihat dari sektor tambang dan perkebunan yang naik.

Beberapa buku tentang reksadana yang dapat membantu pembaca dalam berinvestasi di reksadana dapat mencoba membaca buku dari pak Rudiyanto "sukses financial dengan reksadana" dan buku karangan Ryan filbert "menjadi kaya dan terencana dengan reksadana"

Smoga artikel ini dapat membantu pembaca dalam mengoptimalkan investasi di reksadana

Salam sukses, adn be a smart investor